Rabu, 08 Juni 2011

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


10 Hewan Herbivora Paling Buas dan Berbahaya

Posted: 08 Jun 2011 02:00 AM PDT

Hewan-hewan pemakan tumbuhan (herbivora) terkenal ramah dan jinak, namun ada sebagaian dari jenis hewan-hewan ini menjadi lebih berbahaya bahakan lebih buas dari hewan karnivora lainnya.

Mungkin karena ukuran tubuhnya, ketajaman gigi dan bahkan cakar mereka yang didukung dengan kekuatan tenaganya jika menyerang. Berikut ini adalah 10 hewan herbivora yang seharusnya membuat Anda ekstra hati-hati jika menjumpainya.



1. Celeng Liar


Celeng liar tidak sepenuhnya vegetarian, mereka makan binatang kecil seperti serangga, kadal dan katak (pada kesempatan tertentu), dan tidak akan menolak bangkai. Namun, seperti segala jenis babi lainnya, mereka juga menkonsumsi tanaman.

Berat badan jantan mencapai 300 kg (meskipun langka, pernah didapati beratnya lebih dari 1 ton) dan memiliki gading besar yang tajam dan dapat membuka dengan mudah untuk merobek perut mangsanya.

Babi liar jantan dewasa dikenal dapat mengalahkan serigala tanpa bantuan apapun. Betina memiliki taring yang lebih kecil tetapi juga masih sangat berbahaya, terutama ketika mereka memiliki anak untuk dilindungi.


2. Kasuari


Kasuari adalah salah satu burung terbesar di dunia. Mereka tinggal di hutan hujan Australia dan New Guinea dan pandai dalam melakukan banyak hal. Sebagai contoh, jengger di atas kepala mereka berongga yang digunakan untuk menghasilkan panggilan dengan frekuensi yang sangat rendah untuk berkomunikasi dengan kasuari lain dalam jarak jauh.


Hewan ini masuk ke dalam daftar ini karena Kasuari adalah burung paling mematikan di dunia, meskipun pada umumnya mereka memakan buah. Tetapi ketika diganggu, mereka akan melompat ke udara dengan gaya kung-fu dan menendang musuh dengan cakar kaki dalamnya yang panjang, lurus dan berbentuk seperti keris.

Dengan mudahnya mereka mampu mengeluarkan isi perut seorang pria dengan 'senjata'nya, yang mana telah banyak digunakan tidak hanya menyerang manusia tetapi anjing liar dan bahkan kuda dan sapi.


3. Baboon


Baboon Gelada merupakan monyet yang benar-benar mengesankan, dengan surai yang besar dan wajah datar, unik dan tingal di pegunungan Ethiopia dimana sebagian besar dari mereka makan rerumputan.

Biasanya mereka dikenal sebagai hewan yang damai, namun mereka mempunyai 'senjata' yang paling menakutkan adalah gigi. Meskipun jarang, mereka pernah menyerang manusia di kebun binatang. Spesies ini dikenal sangat liar dan agresif.


4. Bison


Dengan berat yang mencapai satu ton, banteng Amerika ini adalah salah satu dari dua herbivora berbadan raksasa yang tinggal di Amerika Utara (yang lainnya adalah moose) setelah kepunahan zaman es. Mereka diburu dan hampir punah oleh manusia-manusia zaman sekarang. Namun berkat perlindungan hukum mereka masih bisa ditemukan di taman nasional.

Apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah banteng ini mampu menewaskan lawannya lebih dari kekuatan beruang dan serigala. Mereka biasanya tidak akan menyerang kecuali jika Anda masuk di 'wilayah pribadi' mereka.


5. Gorilla


Gorila punggung perak biasanya pemimpin kelompok gorila, yang beratnya mencapai 200 kilogram atau kadang-kadang lebih, dan memiliki kekuatan minimal 10 orang dewasa.

Mereka biasanya vegetarian dan ramah, tetapi jantan dewasa tidak akan ragu untuk menyerang setiap penyusup yang dapat menimbulkan ancaman bagi keluarganya.

Dengan 'senjata'nya yang sangat besar, lengan yang sangat panjang, gigi taring tajam, dan mampu berjalan dua kali lebih cepat dari manusia. Ketika marah, seekor gorila akan sama menakutkannya seperti predator besar.


6. Badak


Ada lima spesies badak di Afrika dan Asia dan mereka semua berbadan besar, tangguh, cepat marah dan berpotensi mematikan.

Tanduk mereka terbuat dari rambut, tapi mereka masih sangat berbahaya jika menggunakannya sebagai 'senjata' yang dapat menanduk musuh sampai mati.

Badak India juga memiliki gigi tajam dan dikenal dengan gigitannya juga. Dan tentu saja, mereka dapat dengan mudah menginjak-injak Anda di bawah badan mereka (dengan berat yang mencapai tiga ton). Hewan ini juga memiliki kecepatan yang luar biasa dalam berlari.


7. Kerbau Hutan


Kerbau mungkin terlihat seperti sapi raksasa, tetapi mereka sebenarnya herbivora tanah yang paling ditakuti di Afrika. Dengan badan yang besar, tanduk tajam dan kuku menjadi 'senjata' berat yang mematikan, dan mereka biasanya berkelompok.


8. Gajah


Kita terbiasa melihat gajah sebagai hewan yang damai, bahkan dikatakan ramah. Tetapi mereka sebenarnya makhluk liar yang paling berbahaya.

Gajah telah membunuh penjaga kebun binatang lebih daripada hewan lain, dan karena ukuran berat dan kekuatann mereka, mereka sangat sulit untuk dihentikan.

Gajah akan menyerang karena beberapa alasan; melindungi bayi mereka, tempat mereka, atau hanya ketika mereka berada dalam suasana hati yang buruk.

Gajah jantan juga mempunyai kondisi periodik yang dikenal sebagai musth, di mana kadar hormon mereka meningkat begitu banyak, lalu mereka mengamuk menyerang makhluk yang mereka lihat termasuk singa, badak, dan manusia. Karena itu kebun binatang dan sirkus sering menghindari untuk memelihara gajah jantan.


9. Babi hutan


Memiliki gigi taring yang sangat tajam dan saling menghunus setiap kali binatang itu menutup mulutnya (seperti sepasang gunting). Mereka berkeliaran dalam jumlah kawanan yang sangat besar, hingga 500 atau bahkan 1000 individu.

Sama seperti kerbau Cape, jika salah satu anggota kelompok diserang atau ditembak, seluruh kawanan akan membalas.

Satu-satunya hal yang harus dilakukan ketika diserang oleh kawanan ini adalah memanjat pohon secepat mungkin, dan di Amerika Selatan beberapa kasus bagian tubuh pemburu hilang atau bahkan digigit-cabik ketika mereka tidak mampu memanjat dengan cepat.

Predator buas seperti Jaguar dan Cougars adalah makhluk yang cukup pintar untuk menghindari kawanan ini. Jika diserang, hanya babi hutan muda atau yang lemah yang akan terpisah dari yang lain.


10. Kudanil


Kudanil adalah hewan yang paling berbahaya dari semua hewan herbivora di Afrika, membunuh lebih banyak orang setiap tahun daripada singa, macan dan buaya.

Hewan ini teritorial, kuda nil (khususnya jantan) dapat mencapai berat tiga ton atau lebih, dan telah dikenal sebagai yang sering menyerang di atas air (bahkan membuat perahu dan kayak terbalik) dan di darat ia dapat berjalan sangat cepat meskipun gemuk.

Ia memiliki rahang terbesar dan terkuat dengan gigi taring terpanjang dari spesies mamalia apapun, dan bisa menggigit seekor buaya dewasa. Bahkan hewan ini bisa mengalahkan singa jika si singa terlalu mendekati teretorial mereka, ketika musim kemarau dan singa butuh minum..

Dalam beberapa kasus akibat perkelahian dua jantan kudanil dalam satu kelompok, tidak jarang anak-anak mereka terhimpit dan mati.

Sumber :
kaskus.us

Benarkah Makan Tanah Bagus untuk Perut?

Posted: 08 Jun 2011 12:00 AM PDT

Bagi kebanyakan orang di dunia, makan lumpur adalah hal yang menjijikkan. Namun, kita sering menemukan, anak-anak sering tidak sengaja memakan lumpur saat bermain.

Tapi tahukah Anda, ternyata lumpur sangat baik bagi perut. Menurut hasil penelitian, manusia geophagy memakan lumpur rupanya untuk melindungi lambung karena dapat melindungi terhadap racun, parasit dan pathogens.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhunuc3mAp_D4H1MilwTOdgA18cP-DQ39lhWzLMidCy9eMqFt-MEQEHD-PcU5D80tYJCXDS7ZCRFdKNS7rgXHRH2XwImIa1MVS4IOtvdx3nhUpbJPbwLbcvhKbuPuN49LTGvRHK3o_aQKf7/s400/makan-tanah.jpg


Menurut Sera Young, peneliti dari Cornell University dan yang menjadi penulis utama dalam penelitian ini mengungkapkan, manusia geophagy berasal dari Hippocrates yang sudah ada sejak 2000 tahun lalu. Sejak saat itulah terus dilaporkan di setiap tempat adanya orang yang memakan tanah.

Namun, para ilmuwan sampai sekarang tidak bisa menjelaskan mengapa orang suka memakan tanah. Beberapa peneliti berpikir, geophagy adalah konsekuensi dari kekurangan makanan. Dengan kata lain, orang memakan tanah untuk mengurangi rasa sakit akibat kelaparan, meskipun tidak memberikan nilai gizi.

Penjelasan lain karena mengkonsumsi tanah dinilai mengandung gizi karena nutrisi mereka berkurang, seperti kalsium, dan zat besi. Di sisi lain, tanah dinilai mempunyai zat yang efektif dapat menjadi bakteri baik melindungi dari racun dan bakteri buruk.

Sebuah studi mengindikasikan, pada umumnya orang-orang makan tanah pada saat persediaan makanan menipis. Ketika mereka makan tanah, mereka hanya makan dalam jumlah sedikit. Geophagy digambarkan secara umum pada perempuan di awal kehamilan dan balita

Menurut hipotesis yang ditemukan, bahwa nutrisi yang ditemukan sangat sedikit yang sesuai. Lebih dari itu, hipotesis disesuaikan dengan data yang ada sesuai dengan penemuan dalam penelitian.
   
Kategori kedua, menurut Young, yang sensitif terhadap racun parasit tergantung pada dirinya sendiri dan keturunan keluarga. Selain itu, geophagy yang paling umum berada di daerah beriklim tropis di mana mikroba bawaan makanan yang berlimpah.

Sumber :
teknologi.vivanews.com

Ditemukan Penyebab Penyakit 'Wajah Serigala'

Posted: 07 Jun 2011 11:07 PM PDT

Masih ingat Supatra Sasuphan? Ya, dia adalah gadis Thailand yang menderita penyakit langka, sehingga dijuluki sebagai manusia serigala. Penyakit langka itu menyebabkan sebagian wajah Sasuphan ditumbuhi oleh bulu-bulu seperti bulu serigala. Baru-baru ini, peneliti telah menemukan penyebab penyakit kelainan genetik itu.

http://www.infospesial.com/img/c/sasuphan.jpg

Dunia medis mengenal penyakit ini dengan sindroma Werewolf atau Hypertrichosis. Saking langkanya, sindroma yang disebabkan oleh mutasi kromosom itu hanya menimpa kurang dari 100 orang di dunia.

Para peneliti menelusuri letak perubahan mutasi yang dialami pengidap sindrom ini di Meksiko pada kromosom X (salah satu dari dua kromosom pada gen manusia).

Ternyata, mereka menemukan bahwa ini merupakan penyakit turunan. Biasanya pengidap laki-laki akan tertutup bulu pada bagian wajah dan kelopak matanya. Sementara itu, pengidap perempuan biasanya ditumbuhi bulu pada bagian tubuhnya.

Profesor Xue Zhang, pakar genetika dari Peking Union Medical College, juga telah menguji salah seorang pengidap penyakit ini dan menemukan kelainan genetik itu pada kromosom X.

Kelainan genetika kemudian ditemukan juga pada kromosom X milik pengidap yang berada di Mexico. Hanya saja, kelainan gen yang ditemukan pada pengidap ini berbeda dengan yang berada di China.
Namun, DNA ekstra pada kromosom X mereka itu mungkin turut memicu aktifnya gen-gen penumbuh rambut di sekelilingnya.

Pragna Patel, ilmuwan dari University of Southern California memperkirakan bahwa biang keladi kelainan gen ini adalah gen bernama SOX3, yang diketahui bertanggung jawab pada pertumbuhan rambut.

"Faktanya, sekuens tambahan yang terselip (pada kromosom X), bisa memicu pertumbuhan rambut," kata Patel pada hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan pada American Journal of Human Genetics.

Namun, Patel menambahkan, hal itu juga bisa digunakan untuk penelitian demi mendapatkan pengobatan terhadap penyakit kebotakan atau hirsutism (berlebihnya pertumbuhan rambut).

Sumber :
teknologi.vivanews.com

Pesan Dari Zaman Batu yang Masih Menjadi Misteri

Posted: 07 Jun 2011 10:07 PM PDT

Lukisan atau simbol-simbol yang terdapat di dinding-dinding gua sepertinya adalah asal-usul bahasa tertulis. Pertama kali ditemukan di Perancis dan kemudian ditemukan di berbagai belahan dunia. Kira-kira pesan apa yang bisa kita tangkap dari lukisan atau simbol-simbol ini.


Seorang pengunjung melihat pada dinding-dinding Aula Besar Bulls, gua Lascaux II, Dordogne, Perancis, yang memiliki lukisan-lukisan prasejarah yang indah, sampai sekarang. Hanya baru-baru ini saja para peneliti sudah mulai melihat, setengah lingkaran aneh squiggles, garis dan zigzag yang mengelilingi mereka. Ini mungkin sebuah kunci untuk memahami bentuk-bentuk awal komunikasi manusia.


Lukisan batu ini di Chobe Taman Nasional, Botswana, menggambarkan sebuah eland, gajah dan kijang atau gemsbok. Namun, simbol-simbol yang mengelilingi mereka yang mungkin memegang kunci untuk memahami komunikasi manusia awal.

Garis zigzag tidak muncul sampai 20.000 tahun yang lalu dan 13.000 tahun yang lalu telah menghilang. Bentuk mengular berbentuk sama ada dari 30.000 tahun yang lalu, tetapi juga menghilang dari sekitar 13.000 tahun yang lalu. Simbol serupa telah ditemukan di Australia, Afrika Tengah, Eropa, dan Selatan dan Amerika Utara.


Tangan ini dicat di dinding gua di Rio Pinturas, Argentina. Bentuk tangan yang diciptakan dengan menekan seluruh atau sebagian dari tangan terhadap permukaan, menggunakan cat atau tanah liat.

Meskipun terlihat jelas, simbol ini sangat mengherankan dan langka, ditemukan hanya kurang dari 7 persen dari situs Perancis. Pertama kali ditemukan di Chauvet, dan tampaknya telah menyebar ke berbagai daerah hingga 13.000 tahun yang lalu sampai akhirnya tidak digunakan lagi. Simbol ini juga terdapat di Australia dan Burma.


Simbol Tangan mendominasi mural di sebuah gua asli Australia, menunjukkan seberapa jauh penyebaran simbol tersebut. Terdapat juga simbol spiral di bagian atas atap. Simbol spiral ditemukan di hanya dua situs Perancis, yang mengejutkan para peneliti karena ternyata motif umum dalam budaya ini.

Meskipun langka di Perancis, fitur simbol spiral terdapat pula dalam seni batuan di seluruh dunia, termasuk China, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan.


Lukisan-lukisan ini ditemukan di gua Lascaux II. Simbol berbentuk titik seperti yang jelas terlihat tapi begitu juga yang berbentuk segi empat (di sebelah kiri jangka titik). Simbol berbentuk segi empat ditemukan di 20 persen situs dan telah dihubungkan dengan situs di Afrika Selatan, India dan Selatan dan Amerika Utara.


Simbol-simbol ini ditemukan di gua-gua di Rio Pinturas, Argentina. Lingkaran terkonsentrasi di kiri bawah dianggap sebagai contoh-contoh awal dari synecdoche (menggunakan bagian dari sesuatu untuk mewakili keseluruhan), dan cara yang mewakili ide-ide simbolis daripada realistis. Lingkaran serupa di tempat lain telah digunakan untuk mewakili mata di lukisan kuda dan banteng.


Titik dan garis adalah beberapa simbol yang paling sering ditemukan. Titik-titik dalam berbagai ukuran muncul di 42 persen dari situs Perancis, termasuk yang satu ini di Chauvet. Garis-garis ditemukan di lebih dari 70 persen situs dan muncul dari 30.000 tahun yang lalu sampai 10.000 tahun yang lalu.


Bagaimana dengan di indonesia?

Ternyata tidak kalah banyak juga lukisan atau simbol-simbol yang ditemukan di Indonesia. Penemuan lukisan gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalianya dilakukan oleh C.H.M. Heeren-Palm pada tahun 1950 di Leang PattaE.

Di gua ini juga ditemukan cap-cap tangan dengan latar belakang cat merah. Barangkali ini merupakan cap tangan kiri perempuan. Ada pun cap-cap tangan tangan ini dibuat dengan cara merentangkan jari-jari tangan itu di dinding gua kemudian ditaburi dengan cat merah.

Di gua tersebut juga ditemukan lukisan seekor babi rusa yang sedang melompat dengan panah di bagian jantungnya. Barangkali lukisan semacam ini dimaksudkan sebagai suatu harapan agar mereka berhasil berburu di dalam hutan. Babi rusa tadi digambarkan dengan garis-garis horizontal bewarna merah
Lukisan Anoa pada dinding Gua Sumpangbita, Pangkep, Sulawesi Selatan.




Di Maluku, penemu lukisan dinding gua adalah J. Roder pada tahun 1937, walaupun mungkin masyarakat sekitar sudah mengenal sebelum Roder menemukannya. Roder menemuan lukisan gua sebanyak 100 buah di Pulau Seram, pada dinding karang di atas Sungai Tala. Lukisan yang ditemukan berupa gambar-gambar rusa, burung, manusia, perahu, lambang matahari, dan mata.


Selain ditemukan di Pulau Seram, di Maluku lukisan cadas juga ditemukan di Kepulauan Kei, pada tebing batu karang dengan ketinggian 5-10 meter dari atas permukaan laut. Lukisan-lukisan yang ditemukan di Kepulauan Kei pada umumnya hanya berupa garis lurus saja, tetapi ada yang diberi warna pada bagian dalamnya, khususnya untuk gambar manusia.

Kecuali manusia dengan berbagai adegan (menari, berperang, memegang perisai, dan jongkok dengan kedua tangan terangkat), ada pula pola topeng, burung, perahu, matahari, dan bentuk geometrik.

Gaya lukisan yang ditemukan mirip dengan lukisan yang ditemukan di Pulau Seram, Papua Barat, dan Timor, bahkan lukisan di Australia bagian selatan.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Ia melewati sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tersebut dengan warna merah

Terdapat di gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu.

Seni cadas yang paling menarik adalah Gua Tamrin dan Gua Ham karena begitu banyak gambar di dalamnya. Gua Tamrin terletak di dekat sungai Marang, memiliki sejumlah lukisan penari bertopeng yang menutupi seluruh bagian kepalanya. Lukisan tersebut mirip dengan tarian adat yang masih berlangsung pada beberapa suku di Papua.

Sementara itu, di Gua Ham ditemukan pola cap seperti penari, tapir, rusa dan tumbuh-tumbuhan. Chazine berpendapat bahwa pola cap tangan yang di jumpai di dalam gua tersebut merupakan yang paling banyak di dunia.

Lukisan dan simbol-simbol yang terdapat di gua-gua tersebut adalah peninggalan sejarah yang sangat berharga. Sampai-sampai lukisan yang terdapat di gua Lascaux, dibuatkan replikanya sehingga yang asli tetap terjaga.

Sumber :
kaskus.us

Gerhana Bulan 16 Juni Lebih Spektakuler

Posted: 07 Jun 2011 09:00 PM PDT

Tahun ini akan terjadi dua kali gerhana bulan total yang bisa terlihat di Indonesia, yaitu pada 16 Juni dan 10 Desember 2011. Saat itu, bulan akan muncul dengan warna baru dan mengalami proses gerhana yang cukup panjang. "Spektakuler untuk disaksikan," kata Direktur Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat, Hakim L. Malasan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOQtmaO3QOQJj62K-mQDYPlWHiI6CsfTLIwrpFHoUy6D_XQ739RfFKT_MYykkFPoKvwXxkResBKYV3TbbJnANPkPSFAh0AG27FMmqtnuEKQn5TB6OQhj6T-3Ywh4qOqewa1o-I9NQGRMFp/s320/lunar+eclipse.jpg
Ilustrasi

Gerhana bulan total akan terjadi pada 16 Juni dini hari dan bisa disaksikan dari seluruh wilayah di Indonesia. Di Indonesia bagian barat, proses gerhana akan dimulai pukul 01.25 hingga 05.04 WIB. "Bulan akan mulai tertutup pukul 02.25 dan totalnya pada 03.14 WIB", ujarnya.

Hakim mengatakan, proses gerhana ini cukup lama atau panjang dibanding gerhana bulan total biasanya karena terjadi dini hari hingga menjelang fajar. Ia juga menyarankan umat Islam agar melakukan sholat gerhana dulu sebelum subuh. "Biasanya gerhana bulan pada malam hari, kali ini menjelang pagi" katanya.

Fenomena alam itu rencananya akan disiarkan langsung lewat Internet oleh Observatorium Bosscha bersama jaring pengamatan hilal dan pemerintah yang bakal melakukan uji coba streaming baru. Kerjasama ini, kata Hakim, melibatkan observatorim di Yogyakarta, Aceh, Pakanbaru, Lapan di Pameungpeuk, dan Mataram. "Direkam dengan teropong, lalu disiarkan di Internet," ujarnya.

Menjelang 1 Ramadhan atau puasa, momen gerhana juga akan dipakai untuk uji coba penghitungan hisab. Adapun bagi para astronom, gerhana bulan total bisa dimanfaatkan untuk melihat tingkat kebersihan atau kekotoran atmosfer.

Saat gerhana bulan, kata Hakim, cahaya matahari masih dapat menerobos celah atmosfer bumi hingga sampai ke bulan. Akibatnya di langit, bulan tidak tampak hilang atau berwarna hitam penuh seperti saat gerhana matahari total. "Cahaya bulan hanya redup saja, kemerahan. Itu akan jadi ukuran kotornya atmosfer kita," ujarnya.

Dampak gerhana bulan total ini ke bumi hanya pada pasang surut laut. Menurut Hakim, gerhana tersebut juga bisa disaksikan penduduk negara lain di sekitar Indonesia hingga Mikronesia dan India.

Adapun gerhana bulan total kedua tahun ini akan terjadi pada 10 Desember 2011. Berbeda dengan gerhana 16 Juni, pada akhir tahun itu gerhana akan muncul sebelum tengah malam. Waktunya, kata Hakim, dimulai pukul 19.46 WIB. Total gerhana terjadi pukul 21.04 dan selesai 23.17.

Sumber :
tempointeraktif.com

Ditemukan Cacing yang Mampu Hidup di Kedalaman 900 Meter

Posted: 07 Jun 2011 07:47 PM PDT

Tullis Onstott, ilmuwan dari Princeton University, bersama rekannya dari Afrika Selatan, Belgia, dan Belanda menemukan spesies cacing baru yang disebut Halicephalobus mephisto. Ilmuwan menemukan cacing ini hidup di kedalaman 900-3.600 meter di lapisan air bawah tanah pada sebuah lokasi penambangan emas di Afrika Selatan.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/06/03/1343072620X310.jpg

Onstott mengaku terkejut dan tak menyangka menemukan cacing di kedalaman tersebut. "Menakutkan setengah mati ketika pertama kali melihat cacing itu bergerak. Cacing itu terlihat seperti benda hitam kecil yang bergerak berputar-putar," ungkap Onstott seperti dikutip Dailymail.

Sebelumnya, banyak ilmuwan mengira bahwa hanya mikroorganisme yang mampu hidup pada kedalaman tersebut. Sebabnya, oksigen dan nutrisi yang terbatas serta temperatur yang ekstrem. Namun, dengan penemuan ini, Onstott membuktikan bahwa organisme multiselular pun bisa hidup di lingkungan itu.

Dalam publikasinya di jurnal Nature, Rabu (1/6/11), Onstott menguraikan bahwa Halicephalobus mephisto masuk dalam filum Nematoda.

Ia memiliki ukuran kecil, sekitar 0,55 mm serta bisa menoleransi temperatur hingga lebih dari 48 derajat celsius. Cara bereproduksi ialah secara aseksual (tanpa kawin) dan memilih makanan bakteri di bawah permukaan tanah.

Analisa karbon menunjukkan bahwa air pada lapisan tempat spesies cacing itu ditemukan berusia 3.000-12.000 tahun.  Dipercaya bahwa spesies cacing itu mulanya hidup di permukaan, namun dibawa ke lapisan bawah oleh air hujan masa lalu. Cacing ini mirip dengan cacing yang membusukkan buah dan mungkin memiliki kekerabatan dengannya.

Penemuan ini bisa menunjukkan bahwa lingkungan bawah tanah ternyata lebih kompleks dari yang diduga. Penemuan makhluk multiselular ini juga memberi implikasi penting bagi pencarian makhluk hidup bawah tanah di planet lain di Tata Surya.

Selain menemukan Halicephalobus mephisto, Onstott dan rekannya juga menemukan cacing lain, di antaranya Plectus aquatilis.

Sumber :
sains.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar