Sabtu, 02 Juli 2011

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


Berkunjung ke Rumah Pohon Terbesar di Dunia Milik Horace Burgess

Posted: 02 Jul 2011 12:12 AM PDT

Seorang penduduk di Crossville, TN (US) bernama Horace Burgess memiliki rumah pohon terbesar di dunia. tingginya mencapai 97 meter menjulang ke langit, yang ditunjang dengan pohon oak putih, dengan tinggi 80-kaki dan diameter 12 kaki.


Enam pohon lain tumbuh seperti menjadi menara benteng. Rumah megah ini memiliki 80 kamar dan 20 beranda, menghadap celah dan tangga. Dibangun dari kayu bekas, bangunan ini berdiri di daerah pedesaan, namun telah menarik perhatian banyak orang dari seluruh negeri.

Dia menceritakan kisahnya, pada tahun 1993, Horace Burgess sedang berdoa ketika Tuhan mengatakan kepadanya, "Jika kamu membangun sebuah rumah pohon, aku akan melihat bahwa kamu tidak pernah kehabisan bahan."

Dirinya menjadi seorang tukang kayu dadakan yang belajar otodidak dan juga arsitek untuk landskap. Walaupun ia telah menghabiskan segala waktu dan biaya untuk membangun rumah impiannya tersebut, namun dirinya tidak pernah merasa bahwa pekerjaannya telah sempurna.

Selama empat belas tahun, Burgess telah menambah rumah pohonnya dengan menggunakan potongan kayu daur ulang dari garasi, dan gudang.

Rumah pohon ini memiliki 10 lantai, rata-rata sembilan sampai 11 meter tingginya dan luas antara 8.000 sampai 10.000 kaki persegi. Dan di atasnya ada sebuah menara lonceng seberat 5.700 pounds dilengkapi dengan 10 botol oksigen asetilena isi ulang sebagai lonceng.

Sekitar 400 sampai 500 orang berkunjung selama seminggu, kebanyakan dari mereka dari luar negara dan kebanyakan dari mereka mendengar rumah istimewa ini dari mulut ke mulut.

Rumah pohon Horace Burgess akan segera masuk ke dalam buku Guinness book of records, tapi sebelum itu Burgess harus menyediakan pengukuran dari setiap inci rumah pohonnya, sebuah tugas yang berat namun ia yakin akan bisa menyelesaikannya dengan bantuan dari teman-temannya yang secara sukarela meluangkan waktunya.

Burgess juga telah bersumpah untuk akan terus memperbaiki setiap struktur yang rapuh karena dia tidak ingin kehilangan predikat sebagai pemilik rumah pohon terbesar di dunia.
















Sumber :
danish56.blogspot.com

Apa Beda Asteroid, Komet, dan Meteoroid?

Posted: 01 Jul 2011 08:30 PM PDT

Menurut Near Earth Object Program NASA, asteroid merupakan benda berbatu yang ukurannya relatif kecil, tidak aktif, dan mengorbit Matahari.

http://asteroidapophis.com/wp-content/uploads/2010/08/Asteroid460.jpg

Komet, juga berukuran relatif kecil namun kadang merupakan sebuah benda aktif yang menguapkan es yang ia miliki saat terkena sinar matahari dan membentuk atmosfir (coma) yang terdiri dari debu dan gas. Terkadang, karena komet bergerak cukup cepat, ia membentuk ekor yang terdiri dari debu dan atau gas.

http://altahida.files.wordpress.com/2009/02/comet2b.jpg

Meteoroid sendiri merupakan partikel kecil yang terlepas dari komet ataupun asteroid. Dari ketiganya, asteroid merupakan benda yang paling menarik untuk dipelajari para ilmuwan.

http://www.examiner.com/images/blog/wysiwyg/image/meteors.jpg

Seperti diketahui, sampai sejauh ini, ilmuwan belum bisa memahami sepenuhnya bagaimana kehidupan awal terbuat dari zat organik yang tidak hidup, bisa tumbuh dan berkembang di Bumi. Dengan mempelajari asteroid, kita bisa mengetahui lebih banyak.

Dilansir Fox News, asteroid seperti 2 Pallas dan 10 Hygiea, yang diyakini pernah memiliki air, tampak memiliki senyawa organik (berbasis karbon) di dalamnya.

"Saat ini, asteroid tersebut memiliki komposisi kimia yang lebih primitif dibandingkan dengan Bumi. Kondisinya serupa dengan saat tata surya kita saat masih baru terbentuk," kata Carol Raymond, Deputy Principal Investigator NASA.

"Dengan mempelajarinya, kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan bisa muncul di planet ini," ucapnya.

Raymond menyebutkan, ada beberapa kondisi yang menjadikan Bumi sangat kondusif bagi kehidupan di masa lalu. "Selain itu, ilmuwan berpendapat bahwa asteroid yang mendarat di Bumi pada zaman dahulu kala, telah memberikan materi pembentuk yang membantu memulai kehidupan di planet ini," ucapnya.

Sumber :
vivanews.com

Gagak Wariskan 'Dendam' Pada Keturunannya

Posted: 01 Jul 2011 06:55 PM PDT

Sebuah penelitian yang dilakukan selama 5 tahun terhadap gagak-gagak yang tinggal di kawasan Seattle, Washington, Amerika Serikat menunjukkan bahwa burung gagak bisa mengingat mana 'manusia yang berbahaya' bagi keselamatannya.

Hebatnya, burung ini bisa memberitahukan informasi ini pada anak-anaknya serta gagak-gagak lain.

http://achmadanisulfuad.com/wp-content/uploads/2010/12/Gagak.jpg

Menurut John Marzluff, profesor dari University of Washington, kemampuan ini telah membantu spesies itu beradaptasi dengan sukses serta berkembang biak bersama dengan manusia.

"Perilaku setiap individu manusia terhadap hewan sangat berbeda dan berubah-ubah," kata Marzluff, seperti dikutip dari ABC. "Berhubung manusia sering hadirkan ancaman bagi hewan, kemampuan mempelajari perilaku sosial ini sangat berguna bagi hewan," ucapnya.

Pada percobaan, peneliti menggunakan topeng lalu menjebak, mengikat kemudian melepas 7 sampai 15 ekor burung di 5 kawasan yang berbeda di Seattle.

Untuk mengetahui dampak penangkapan tersebut, selama 5 tahun kemudian, dilakukan penelitian terhadap perilaku burung itu terhadap orang-orang yang melintas di kawasan lokasi penangkapan.

Peneliti menggunakan topeng 'penjahat' atau topeng yang mereka pakai saat menjebak para burung. Setelah itu mereka membandingkannya dengan menggunakan topeng lain yang tidak ada kaitannya dengan penangkapan terhadap gagak tersebut.

Dalam 2 minggu setelah penangkapan, rata-rata 26 persen gagak 'memarahi' orang yang menggunakan topeng penjahat.

Mereka mengganggu orang itu dengan mengepakkan sayap dan mengibaskan ekornya. Kadang, tindakan gagak yang pernah disakiti itu dibantu oleh gagak-gagak lain yang bergabung dan mengerumuni 'penjahat' tersebut.

Setelah lebih dari setahun, lebih dari 30 persen menyerang orang yang memakai topeng penjahat. Angkanya malah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni mencapai 66 persen setelah tiga tahun dari waktu penjebakan terhadap gagak.

Marzluff menyebutkan, kawasan di mana gagak menyerang manusia yang menggunakan topeng 'penjahat' juga semakin meluas. Namun demikian, tidak ada perubahan pada perilaku gagak terhadap manusia yang menggunakan topeng 'baik-baik'.

Sumber :
vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar